Senin, 16 Mei 2016

Tugas Perilaku Organisasi



TUGAS PERILAKU ORGANISASI
Laporan Hasil Study Kuliah Lapangan
Dekrasnada Batik Kabupaten Magetan
Grand City
Dosen Pengampuh :
1.        Rini Fatmawati, S.Sos., M.SM
2.        Dr. Agus Subianto, M.Si



Disusun oleh :
Dinatul Islamiyah      (2015.05.2.0015)



Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Universitas Hang Tuah
Surabaya
2015

Batik Khas Kabupaten Magetan


 
 




Assalamu’alaikum. Kali ini saya akan berbagi info mengenai Batik Khas Kabupaten Magetan yang pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 mengikuti pameran di Grand City Surabaya. Yuuk kita simak artikelnya.
Ø  Berikut ini adalah foto bersama narasumber “Ibu Warni” :



Kota Magetan adalah salah satu tempat yang terkenal dengan sentra kerajinan kain batik yang tak kalah menariknya dengan daerah lainnya. Sekitar tahun 1970-an, batik ini mulai menjadi ciri khas Magetan. Produk unggulan dari kabupaten Magetan  ini dibuat dengan tangan-tangan kreatif dari masyarakat Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Nama Lain dari batik Sidomukti ini adalah Batik Pring yang dalam Bahasa Indonesianya Batik Bambu.
Batik khas Magetan ini banyak motifnya tergantung pemesanan, seperti motif jalak lawu, pring sedapur, dan lain-lain. Tetapi yang paling menonjol dari pada motif lainnya adalah Motif Pring Sedapur, yaitu motifnya dengan motif bambu. Motif batik dibuat karena terinspirasi dari banyaknya tanaman bambu yang mengelilingi Dusun Papringan di Desa Sidomukti. Batik ini sangat banyak peminatnya hingga para Pegawai Negri Sipil (PNS) di Kabupaten Magetan menggunakan seragam batik ini. Batik Sidomukti memang cocok jadi produk unggulan dari Kabupaten Magetan karena selain motifnya yang bagus batik ini mempunyai kualitas yang baik.
Ciri dari motif batik motif Pring yaitu berupa gambar rumpun bambu yang di atasnya ada gambar bulan. Namun ada juga yang motifnya tanpa ada bulan di atas gambar rumpun bambu tersebut. Batik Magetan memiliki karakter yang kuat, yang dicirikan oleh bebas, dengan warna yang berani (merah, kuning, hijau muda). Untuk membuat batik ini, membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 7 hari untuk menyelesaikan sebuah motif saja. Para pengrajin banyak memodifikasi motif batik Pring Sedapur dengan motif tren selera pasar.

Ø  Berikut ini adalah gambar batik Kabupaten Magetan “Motif Pring Sedapur”
 

Pemasaran batik ini masih untuk pasar lokal, namun ada juga beberapa yang datang dari luar Magetan seperti Lamongan, Surabaya, dan Yogyakarta. Sentra pembuatan batik pring ini mengalamai perkembangan yang sangat pesat. Pemasarannya kini tidak hanya di daerah Magetan dan sekitarnya saja tetapi juga sampai ke luar kota. Peminat batik pring ini begitu banyak, dikarenakan kualitas tinggi motif kain batik ini. Saat inipun para siswa dan guru SMA Negeri sekabupaten diwajibkan memakai seragam yang bermotif batik pring. Seragam ini kini menjadi ciri khas siswa dan guru SMA Negeri di Kabupaten Magetan. Para peminat batik pring juga dapat datang langsung ke sentra pembuatan batik. Dapat memilah dan memilih sembari belajar dan melihat langsung pembuatan batik pring sedapur dari Desa Sidomukti yang menjadi ciri khas Kabupaten Magetan.
Batik pring ini pun harus dijaga kelestariannya agar tidak hilang tertinggal zaman. Dengan cara mengajarkan dan melatih generasi-generasi muda untuk membuat dan merancang kain batik pring sedapur ini menjadi bahan jadi yang bernilai ekonomis tinggi. Dengan begitu batik pring sedapur dari Desa Sidomukti Magetan ini akan terus berkembang dan berjaya di tengah ramainya persaingan batik di Indonesia. Namun banyak warga desa itu yang enggan untuk membatik. Kebanyakan dari mereka selepas sekolah langsung mencari pekerjaan di kota-kota besar. Memang telah ada upaya dari Pemerintah Daerah Magetan untuk berusaha melestarikan batik ini, yakni berbagai instansi pemerintah, sekolah atau sejenisnya wajib menggunakan pakaian batik Pring Sedapur. Namun itu saja belum cukup. Melihat kondisi tersebut, seharusnya ada tindakan dari pemerintah untuk berbagai masalah tadi. Seperti membuka lowongan pekerjaan, lalu membangun sebuah home industry batik di berbagai tempat di Magetan, jangan hanya di kawasan Kecamatan Plaosan saja. Hal tersebut bertujuan agar orang-orang lain dapat juga ikut melesatarikan motif batik asli Magetan ini.